Main Article Content

Abstract

Kepulauan Maluku memiliki tinggalan arkeologis yang sangat kaya dan melimpah tersebar ke seluruk pelosok daerah di Maluku. Kekayaan sumberdaya budaya arkeologis menjadikan substansi identitas sebagai bangsa yang berbudaya, berbangsa dan bertanah air. Tradisi megalitik merupakan suatu sumberdaya budaya arkeologi yang perlu untuk dijaga, dipelihara serta dirawat. Sebab tradisi megalitik masyarakat Maluku adalah kesatuan sistem nilai budaya yang berkelanjutan (tradisi berlanjut) yang selalu terintegrasi dalam siklus masyarakat Maluku yang dahulu, sekarang maupun pada masa-masa mendatang.

Keywords

sistem nilai budaya tradisi megalitik masyarakat dan kebudayaan

Article Details

How to Cite
Salhuteru, M., & Wattimena, L. (2011). Tradisi Megalitik dan Sistem Nilai Budaya Maluku. Kapata Arkeologi, 7(13), 59-76. https://doi.org/10.24832/kapata.v7i13.169

References

  1. Cooley, F. 1987. Mimbar dan Tahta. Cooley, F. 1987. Mimbar dan Tahta. Jakarta. Sinar Harapan.
  2. Johnson, Paul Doyle. Terjemahan Robert, M Lawang. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta. PT Gramedia.
  3. Kaplan, David & Roberts A Manners. 2002. Teori Budaya. Yogjakarta. Pustaka Pelajar.
  4. Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori I. Cetakan Pertama. Jakarta. UI Press.
  5. Sztompka, Pioter. 2008. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta. Prenada.
  6. Sahulteru, Marlyn. 2010. Penelusuran Jejak Hunian Prasejarah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tala, Desa Tala Kecamatan Teluk Elpaputih Kabupaten Seram Bagian Barat. Laporan Penelitian. Balai Arkeologi Ambon. Maluku-Ambon. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
  7. Sahulteru Marlyn. 2007. Persebaran Dolmen Di Saparua. Laporan Penelitian. Balai Arkeologi Ambon. Maluku-Ambon. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
  8. Tim Peneliti. 2007. Penelitian Arkeologi di Pulau Saparua. Laporan.