Main Article Content

Abstract

Fenomena selama dekade terakhir menunjukan kecenderungan meningkatnya tayangan bertema arkeologi pada televisi nasional dan lokal di Indonesia. Meskipun kuantitas dan kualitasnya masih jauh dibanding tayangan sejenis di kanal-kanal internasional, kemajuan ini perlu direspon secara positif. Tulisan ini mencoba mengulas fenomena ini sebagai sebuah peluang bagi pengembangan studi arkeologi di Indonesia.

Keywords

Arkeologi Televisi Indonesia

Article Details

How to Cite
Ririmasse, M. N. (2011). Tayangan Arkeologi di Televisi: Catatan Ringan tentang Sebuah Peluang. Kapata Arkeologi, 7(13), 77-84. https://doi.org/10.24832/kapata.v7i13.170

References

  1. Anomim. 2008. Perkembangan Televisi di Indonesia. http://seputarpenyiaran.blogspot.com/2008/09/perkembangan-televisi-di-indonesia.html
  2. Cleere, Henry F. 1990. Introdudtion: the rationale of archaeological management, dalam Henry F. Cleree (ed), Archaeological heritage management in the modern world. London: unwinHyman.
  3. Greene, Kevin. 2002. Archaeology an Introduction. London: Routledge.
  4. Henson, Don. 2006. Television Archaeology: Education or Entertainment? http://www.history.ac.uk/education/conference/henson.html
  5. Little, Barbara J. 2002. Archaeology as a shared vision, dalam Barbara J. Little (ed) Public benefits of Archaeology. Gainnerville. University Press of Florida. Hlm.3-19.
  6. Ririmasse, M. 2005. Jejak dan Prospek Penelitian Arkeologi di Maluku. Dalam Kapata Arkeologi Volume 1 No. 1. Ambon: Balai Arkeologi Ambon. pp. 35-55.
  7. Ririmasse, M. 2006. Siklus Informasi Arkeologi: Menuju Pemasyarakatan Hasil Penelitian Arkeologi yang Terintegrasi. Makalah disampaikan dalam Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi 2006.
  8. Salam, Abdul. 2007. Hati-hati Investasi di TV Lokal. http://zkarnain. wordpress.com/2008/09/12/hati-hati-investasi-tv-lokal/
  9. Tanudirdjo, Daud. 2003. Warisan Budaya untuk Semua: Arah Kebijakan Pengelola Warisan Budaya Indonesia di Masa Mendatang. Makalah disampaikan dalam Kongres Kebudayaan V Bukit Tinggi 2003.