Main Article Content

Abstract

Rock Art sites in Mollucas is a part of Rock Art Bridge over Mainland Asia, South East Asia Archipelago, to Australia and Oceania. Although the existence of the rock art in this region suprisingly has been researched since a century ago, seems like there is not enough attention has been given to this kind of sites neither research or preservation . This article tries to refer back to the rock art research histories in Mollucas in order to explore the prospects of its studies in the future and how we can manage this valuable heritage.

Keywords

Rock Art Mollucas Review

Article Details

How to Cite
Ririmasse, M. N. (2007). Tinjuan Kembali Seni Cadas di Maluku. Kapata Arkeologi, 3(4), 1-21. https://doi.org/10.24832/kapata.v3i4.57

References

  1. Arifin, Karina. 1996. Lukisan Karang di Teluk Berau Irian Jaya:57 Tahun setelah Penelitian Röder dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII. Jakarta: Proyek Penelitian Arkeologi Jakarta. Hal 107-124.
  2. Ballard, Chris. 1988. Dudumahan, A Rock Art Site on Kai Kecil, South East Mollucas dalam IPPA Bulletin No.8. Canberra. Hal. 139-158
  3. Bednarik, Robert. 2001. Australian Rock Art Research at The Advent of a New Millenium dalam Aura Newsletter Vol 18 Number 1
  4. Bednarik, Robert. 2003. Concerns in Rock Art Science dalam Aura Newsletter Vol 20 Number 1
  5. Bellwood, Peter. 1978. Man’s Conquest of The Pacific: The Prehistory of Southeast Asia and Ocenia. Auckland. Collins Ltd.
  6. Heekern, H.R van, The Stone Age of Indonesia. The Hague: Matinus Nijhoff.
  7. Intan, Fadhlan S dan Istari, Rita T.M. 1996. Geologi dan Arkeologi Situs Gua Kepulauan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara Propinsi Maluku. Laporan Penelitian. Ambon: Bagian Proyek Penelitian Purbakal Maluku.
  8. Kosasih, E.A. 1987. Seni Lukis Prasejarah: Bentangan Tema dan Wilayahnya dalam Diskusi Ilmiah Arkeologi III: Estetika dalam Arkeologi Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
  9. Kosasih, E.A. 1999. Notes on Rock Paintings in Indonesia dalam Aspek- Aspek Arkeologi Indonesia No 23. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
  10. Nurani, Indah Asikin. 2005. Mengungkap Religi Manusia Gua Melalui Kajian Struktural dalam Jurnal Penelitian Arkeologi No 5/2005. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta. Hal. 19-38
  11. Prasetyo, Bagyo. 1997. Gambar Cadas di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur: Indikasi Sebaran di Kawasan Indonesia Barat dalam Naditira Widya No 2.1997. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin.
  12. Prasetyo, Bagyo dan Yuniawati, Dwi Yani (Ed). 2004. Religi Pada Masyarakat Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Proyek Penelitian dan Pengembangan Arkeologi.
  13. Riesenfeld, . 1950. The Megalitic Culture of Melanesia. Leiden: E.J. Brill
  14. Specht, J.R. 1979. Rock Art in The Western Pacific. dalam Exploring The Visual Arts of The Oceania, Australia, Melanesia, Micronesia, and Polynesia (Ed. S.M. Med). Pp. 58-82. Honolulu, University Press of Hawaii.
  15. Suryanto, Diman. 1997. Laporan Hasil Penelitian Bidang Prasejarah di Kecamatan Buru Selatan, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku. Ambon: Balai Arkeologi Ambon.
  16. Suryanto, Diman dan Sudarmika, G.M. 1999. Laporan Hasil Penelitan Arkeologi di Desa Vaan, Letvuan, dan Ohoidertawun Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi Maluku. Ambon: Balai Arkeologi Ambon.
  17. Yonfri, Luthfi, 1996. Tinggalan Seni Lukis di Situs Batu Cap, Ketapang, Kal- Bar, Sebuah Tinjauan Pendahuluan, Seminar Prasejarah Indonesia I. Yogyakarta: API. In-press