Main Article Content

Abstract

Abstrak

Keadaan identitas Baileu di wilayah Kecamatan Pulau Saparua saat ini dalam keadaan cenderung rusak karakter budayanya, dan kalau berkelanjutan akan menjadi hilang, untuk itu menemukan kembali jati diri dapat membangun pemahaman tentang karakter budaya sebenarnya. Pada beberapa desa yang dijumpai di wilayah Kecamatan Pulau Saparua, kesadaran dan  karakter tradisional tersebut sudah mulai hilang. Hal ini tergambar dari keadaan arsitektur yang lebih modern, serta kurang perhatian dari masyarakat pendukungnya. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa perubahan-perubahan besar telah terjadi dalam system adat di desa-desa kecamatan Pulau Saparua dan hanya unsur-unsur atau bagian-bagian yang terpenting dari system tersebut yang masih tetap bertahan. Baileu menjadi bangunan penting yang terletak di bagian pusat desa pada seluruh masyarakat adat di wilayah Kecamatan Pulau Saparua. Baileu dapat juga disebut sebagai rumah adat yang adalah bentuk manifestasi fisik dari desa sebagai persekutuan adat untuk melakukan segala macam bentuk pertemuan dan upacara adat atau ritual di bangunan tersebut, guna kepentingan masyarakat desa.

 

Abstract

In some villages in the subdistrict found Saparua, awareness and traditional characters  are already lost. This is illustrated by the more modern architecture, as well as the lack of attention from community supporters. This is consistent with the fact that major changes have occurred in the indigenous system in villages and districts Saparua only elements or important parts of the system that still survive.Baileu become important buildings are located at the center of the entire indigenous villages in the subdistrict Saparua. Baileu can also be referred to as a custom home is a physical manifestation of the village as a community indigenous to do all kinds of meetings and ceremonies or rituals in the building, in the interests of the villagers.

Keywords

Baileu karakter budaya sistem adat manifestasi fisik.

Article Details

How to Cite
Huwae, A. (2012). Baileu: Kajian Tentang Bentuk Manifestasi Fisik dari Masyarakat Adat di Kecamatan Pulau Saparua. Kapata Arkeologi, 8(1), 35-42. https://doi.org/10.24832/kapata.v8i1.178

References

  1. Cooley, F. L. 1987. Mimbar dan Tahta. Hubungan Lembaga-Lembaga Keagamaan di Maluku Tengah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
  2. ----------- Ambonese Adat a General Description, Yale University, New Haven Coon, 1962.
  3. Dyk, V. R. 1962. Pengantar Hukum Adat Indonesia. Sumur Bandung.
  4. Maluku Tengah di Masa Lampau: Gambaran Sekilas Lewat Arsip Abad Sembilan Belas, penerbitan sumber-sumber sejarah, No. 13. Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, 1982.
  5. Pattikayhatu, J. A. 1993. Sejarah Daerah Maluku. Ambon: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  6. Sachse, F. J. P. 1907. Het Eiland Seram en Zijne Bewoners. Edisi Boekhandel en Drukkerij.