Main Article Content

Abstract

Balai Arkeologi Ambon dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Maluku dan Maluku Utara (selanjutnya disebut wilayah Kepulauan Maluku) telah menetapkan tema penelitian yang sesuai dengan kondisi wilayah kerjanya. Salah satu tema yang dikembangkan dalam pelaksanaan penelitian arkeologi di Balai Arkeologi Ambon adalah tema Pengaruh Kolonial di Nusantara. Hal ini, tentu saja tidak lepas dari sejarah kebudayaan yang pernah ada dan berkembang di wilayah Kepuluan Maluku. Seperti diketahui bahwa sejarah kedatangan bangsa asing terutama bangsa Eropa di nusantara diawali oleh faktor ekonomi yaitu perdagangan rempah-rempah, dimana wilayah Kepulauan Maluku merupakan pusat produksi dua jenis rempah-rempah yaitu cengkeh dan pala. Dalam konteks inilah, penelitian arkeologi yang dilaksanakan oleh Balai Arkeologi Ambon melalui tema Pengaruh Kolonial berupaya untuk mengkaji lebih jauh berbagai aspek yang terkait dengan masa penguasaan bangsa Eropa di wilayah Kepulauan Maluku. Makalah ini akan merangkum berbagai hasil penelitian arkeologi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Ambon sejak didirikan pada tahun 1995 hingga saat ini. Selanjutnya, akan dipaparkan ruang lingkup penjelasan yang tercakup dalam berbagai hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Makalah ini juga berupaya melakukan evaluasi terhadap berbagai aspek terkait dengan tema pengaruh kolonial khususnya di wilayah Kepulauan Maluku.

 

Archaeological Institute of Ambon with work areas include Maluku and North Maluku (hereinafter referred to as the Moluccas Islands) has set the theme of the research in accordance with the conditions of their working area. One of the themes developed in the implementation of archaeological research at the Institute of Archaeology of Colonial Influence Ambon is a theme in the archipelago. It is, of course, can not be separated from the cultural history that ever existed and flourished in the area of Moluccas Islands. As it is known that the history of the arrival of foreigners, especially Europeans in the archipelago preceded by economic factors, namely the spice trade, which is the center of the Maluku Islands of production of two types of spices are cloves and nutmeg. In this context, archaeological research carried out by the Archaeological Institute of Ambon through the Colonial Influence theme seeks to further examine various aspects linked to the control of European nations in the Moluccas Islands. This paper will summarize the results of archaeological research carried out by the Archaeological Institute of Ambon since its inception in 1995 until today. Furthermore, an explanation will be presented scope covered by the various studies that have been conducted. This paper also attempts to evaluate the various aspects related to the theme of colonial influence, especially in the Maluku Islands.

Keywords

Tinggalan Arkeologi Kolonial Penelitian Evaluasi

Article Details

How to Cite
Mansyur, S. (2012). Tinggalan Arkeologi Masa Kolonial di Wilayah Kepulauan Maluku: Sebuah Evaluasi Hasil Penelitian. Kapata Arkeologi, 8(2), 85-94. https://doi.org/10.24832/kapata.v8i2.190

References

  1. Abbas, 2005, “Sistem Pertahanan di Batavia Abad CVII-XVIII”, Dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII. Jakarta: Proyek Penelitian Arkeologi Jakarta, 1998-1999.
  2. Effendi, Ivan dan Mansyur, Syahruddin. 2007. Draft Awal Laporan Inventarisasi dan Identifikasi Benteng di Propinsi Maluku. Proyek Kerjasama Dirjen Sejarah dan Purbakala, Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia, Passchier Architects & Consultan Netherlands, dan Balai Arkeologi Ambon.
  3. Hanna, W.A. 1983. Kepulauan Banda Kolonialisasi dan Akibatnya di Kepulauan Pala. Jakarta: PT. Gramedia.
  4. Harkantiningsih, Naniek. 2009. Pengaruh Kolonial di Nusantara: Penelitian dan Pengembangan. Makalah dalam Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi (EHPA). Denpasar, 5-8 November 2009: Pusat Penelitian dan
  5. Pengembangan Arkeologi Nasional.
  6. Hitipeuw, Frans. 1984. Kerajaan Iha Berinteraksi dengan Segala Suku Bangsa di Abad XVII dalam Perjuangan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
  7. Patikayhatu, dkk., 2009. Sejarah Negeri dan Desa di Kota Ambon. Ambon: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga.
  8. Pusat Dokumentasi Arsitektur. 2008. Field Survey Report Mid Year Evaluation: The Inventory and Identification of Fort in Indonesia. Disampaikan dalam Workshop Hasil Indentifikasi Benteng di Indonesia Timur. Jakarta, 12 Juli 2008.
  9. Ricklefs. M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern:1200-2008. Jakarta: Serambi.
  10. Syahruddin, M. 2006. “Sistem Pertahanan di Maluku Abad XVII-XIX (Kajian atas Pola Sebaran Benteng)”. Dalam Kapata Arkeologi Vol. 2 No. 3 November 2006 ISSN 1858-4101: 47-63. Ambon: Balai Arkeologi Ambon.
  11. _____________. 2011. “Jejak Tata Niaga Rempah-Rempah dalam Jaringan Perdagangan Masa Kolonial di Maluku”. Dalam Kapata Arkeologi Vol. 7 No. 13, November 2011 ISSN 1858-4101: 20-39. Ambon: Balai Arkeologi Ambon.