Main Article Content

Abstract

Until the 18th century the spice is a tremendous appeal to the international community. No exception with cloves then just grow on some island in the North Moluccas. Two first nation to get a clove monopoly rights in North Maluku is Portuguese and Spanish. When activity in the region is not only the two nations trade, but also spread their religion is Catholicism. Through a review of the literature from a variety of sources, the conclusion about the spread of the Catholic faith that made the Portuguese and Spanish in their efforts to monopolize the clove trade in North Moluccas. In the end, the spread of Catholicism that made the Portuguese and Spanish only reinforce hatred against their local authorities and result in the expulsion of both these imperialist nations of North Moluccas.


Sampai abad ke-18 rempah-rempah merupakan daya tarik yang luar biasa bagi masyarakat internasional. Tidak terkecuali dengan cengkeh yang saat itu hanya tumbuh pada beberapa pulau di kawasan Maluku Utara. Dua bangsa pertama yang mendapatkan hak monopoli cengkeh di Maluku Utara adalah Portugis dan Spanyol. Saat beraktivitas di kawasan itu dua bangsa ini tidak hanya berdagang namun juga menyebarkan agama yang mereka anut yaitu Kristen Katolik. Melalui telaah pustaka dari berbagai sumber, diperoleh kesimpulan tentang penyebaran agama Katolik yang dilakukan Portugis dan Spanyol di tengah usaha mereka memonopoli perdagangan cengkeh di Maluku Utara. Pada akhirnya,  penyebaran agama Katolik yang dilakukan Portugis dan Spanyol hanya memperkuat kebencian para penguasa lokal terhadap mereka dan berakibat terusirnya kedua bangsa imperialis ini dari Maluku Utara.


Keywords

Katolik Maluku Utara Rempah-Rempah

Article Details

How to Cite
Alputila, C. E. (2014). Pasang Surut Penyebaran Agama Katolik di Maluku Utara Pada Abad 16-17. Kapata Arkeologi, 10(1), 1-12. https://doi.org/10.24832/kapata.v10i1.213

References

  1. Abdurrachman, Paramita R. 2008. In Search of Spices: Portuguese Settlements on Indonesia Shores”. Dalam Abdurrachman R. Abdurrachman. 2008. Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Indonesia: 1-22. Jakarta: LIPI Press.
  2. Abdurrachman, Paramita R. 2008. “PeninggalanPeninggalan yang Berciri Portugis di Ambon”. Dalam Paramita R. Abdurrachman. 2008. Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Indonesia: 114-161. Jakarta: LIPI Press.
  3. Abdurrachman, Paramita R. 2008. “Maluku, Portugis, dan Spanyol, Hubungan Antara Kerajaan Maluku dengan Kerajaan Portugis dan Spanyol dalam abad XVI dan XVII Sebagaimana Tersirat dalam Surat-surat dan Dokumen Resmi”. Dalam Paramita R. Abdurrachman. 2008. Bunga Angin Portugis di Nusantara: Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Indonesia: 227-270. Jakarta: LIPI Press.
  4. Alwi, Des. 2005. Sejarah Maluku: Banda Naira, Ternate, Tidore, dan Ambon. Jakarta: Dian Rakyat.
  5. Amal, Adnan.M. 2010a. Kepulauan RempahRempah, Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950. Jakarta: Gramedia.
  6. Amal, Adnan.M. 2010b. Portugis dan Spanyol di Maluku. Jakarta: Komunitas Bambu.
  7. Andaya, Leonard. Y. 1993. The World of Maluku: Eastern Indonesia in the Early Modern Period. Honolulu: University of Hawaii Press.
  8. Aritonang, Jan. S. 2006. Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  9. Boelaars, Huub. 2009. Indonesianisasi, Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
  10. Böhm, C.J dan Frits Pangemanan. 2010. Sejarah Gereja Katolik Maluku Utara 1534-2009. Yogyakarta: Kanisius.
  11. Djafaar, Irza Arnyta. 2006. Jejak Portugis di Maluku Utara. Yogyakarta: Ombak.
  12. Keuning, J. Tanpa Tahun. Orang Ambon, Portugis, dan Belanda, Sejarah Ambon Sampai Akhir Abad ke-17 (Ambonezen, Portugezen En Nederlanders, Ambon’s Geschi edeni s Tot Het Ei nde Van
  13. Zeventiende Eeuw), terjemahan Frans Rijoly. Ambon: Tidak Diterbitkan. Tanpa Tahun.
  14. Leirissa R.Z, G.A. Ohorella, dan Djuariah Latuconsina. 1999. Sejarah Kebudayaan Maluku. Jakarta: CV. Ilham Bangun Perkasa.
  15. Reid, Anthony. 2011. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jilid 2: Jaringan Perdagangan Global (Southeast Asia in The Age of Commerce 1450-1680. Volume two: Expansion and Crisis), terjemahan R.Z. Leirissa dan P. Soemitro. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  16. Rijoly, Frans. 1977. Sejarah Ambon dan Maluku Selatan (De Geschiedenis Van Ambon En De Zuid Molukken), terjemahan Frans Rijoly. Ambon: Tidak Diterbitkan. Tanpa Tahun.
  17. Ricklef, M.C. 2008. Sejarah Modern Indonesia 1200-2008 (A Hi st ory of Modern Indonesia Since c. 1200), terjemahan Tim Penerjemah Serambi. Jakarta: Serambi.
  18. Turner, Jack. 2011. Sejarah Rempah, Dari Erotisme Sampai Imperialisme (Spice, The History of a Temptation), terjemahan Muhammad Yesa Aravena. Jakarta: Komunitas Bambu.
  19. Van den end, TH. 2008. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  20. Van den end, TH dan J. Weitjens. 2001. Ragi Carita 1: Sejarah Gereja di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  21. www.bps.go.id.http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=8200000000 (diakses tanggal 7 Juni 2012).
  22. www.bps.go.id.http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?searchtabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Indonesia&wid=0000000000&lang=id (diakses tanggal 7 Juni 2012).

Most read articles by the same author(s)