Main Article Content
Abstract
Site of ancient tombs in the eastern part of Kuningan regency, West Java shows the indication of religion and tradition. This is reflected in the lives of the communities that adopted the practice of honoring the well known figures of the past. The graves of these famous figures such as religious leaders, community leaders, ancestors receive certain treatments. The ancient tombs have been seen as the sacred site, as well as an object of pilgrimage, and used as the media to ask for something to include offerings. This paper aims to uncover these ancient tombs with their religious background. The data have been collected by a survey to gain information and describe the forms of ancient tombs. The results showed that although Islam flourishes, the belief in ancestors as religion before Islam still ongoing and sustained. Essentially any form of tribute to the ancestors is a continuation of the megalithic tradition in prehistoric times. It was concluded, at the time of the influence of Islamic religious life particularly associated with death there is a reduction in pre-Islamic era.
Keywords
Article Details
Kapata Arkeologi by Balai Arkeologi Maluku. Permissions beyond the scope of this license may be available at Copyright Notice.
References
- Adeng. (2012). Cingcowong Upacara Meminta Hujan Pada Masyarakat Kuningan. Bandung: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung.
- Ambary, Hasan Muarif. (1991). Makam-makam Kesultanan dan Parawali Penyebar Islam di Pulau Jawa. Dalam Aspek-aspek Arkeologi Indonesia No. 12. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
- Ambary, Hasan Muarif. (1998). Menemukan Peradaban, Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
- Andayani, Ria. (2004). Makna ritus Pada Upacara Karian di Kampung Banceuy Kabupaten Subang. Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.
- Ekadjati, Edi S. (2003). Sejarah Kuningan dari Masa Prasejarah Hingga Terbentuknya Kabupaten. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
- Hafid, Abdul. (2013). Sitem Kepercayaan pada Komunitas Adat Kajang Desa Tanah Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Patanjala 5(1): 1-19.
- Handoko, Wuri. (2014). Tradisi Nisan Menhir pada Makam Kuno Raja-Raja di Wilayah Kerajaan Hitu. Kapata Arkeologi 10(1): 33-46.
- Hermana. (2009). Budaya Spiritual Syekh Aulia Abdul Gapur. Dalam Patanjala, 1(3): 283-295.
- Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
- Latifundia, Effie. (2015). Penelitian Arkeologi Tentang Budaya Islam Di Perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah. Laporan Penelitian Arkeologi. Bandung. Balai Arkeologi Bandung.
- Latifundia, Effie. (2014). Struktur makam Kuna Islam di Kawasan Luragung kabupaten kuningan. Purbawidya 3(1): 53-64.
- Lelono, Hari T.M. (2005). Sistem Masyarakat Jawa Kuna Pada Masa Majapahit Akhir. Dalam Jurnal Peneliti Arkeologi Vol. 5. hlm 86-95. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.
- Mumfangita, Titi. (2007). Tradisi Ziarah Makam Leluhur Pada Masyarakat Jawa. Makna, Tradisi dan Simbol II (3): 152-159.
- Mustopo, Moehammad Habib. (2001). Kebudayaan Islam di Jawa Timur Kajian Beberapa Unsur Budaya Masa Peralihan. Yogyakarta: Jendela Grafika.
- Nurhakim, Lukman. (1990). Tinjauan Tipologi Nisan Pada Makam Islam Kuna di Indonesia.Dalam Analisis Hasil Penelitian Arkeologi I. hlm. 75-84. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
- Prasetyo, Bagyo, dkk. (2004). Religi Pada Masyarakat Prasejarah Di Indonesia. Jakarta: Puslit Arkenas.
- Radam, Noerid Haloei. (2001). Religi Orang Bukit. Yogyakarta : Yayasan Semesta.
- Rahyono, F.X. (2009). Kearifan Budaya Dalam Kata. Jakarta: Wedatamawidyasastra.
- Rosmana, Tjetjep. (2009). Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat Leluhur Sumedang. Patanjala 1(3): 243-257.
- Saebani, Beni Ahmad. (2012). Pengantar Antropologi. Bandung: CV Pustaka Setia.
- Sukendar, Haris. (1981). Peninggalan Tradisi megalitik di daerah Cianjur, Jawa Barat. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
- Wiyana, Budi. (2008). Dari Menhir ke Nisan : Suatu Dinamika Budaya. Kumpulan Makah Pertemuan Ilmiah Arkeologi. Kediri, 23-28 Juli 2002. Jakarta. IAAI.