Main Article Content
Abstract
The province of Maluku is consists of number of islands (including Seram island) is served as of the areas in the eastern part of Indonesia that have a key role for study of life in the past. Geographically position as the bordered area between Australia and Irian island has played a strategic role as the routes for human and faunal migration. An indication for ancient human occupation in this areas has been shwoed by the presence of cultural remains of Palaeolithic tools. Palaeolithic culture (palaeo=ancient; lithic/lithos=stone) is stone tools used by Homo erectus from the Pleistocene period. The Palaeolithic cultural remains from Seram island is very limitedly known; and the results of archaeological researches by Puslit Arkenas (National Research Centre for Archaeology) in 2012 has been found of Palaeolithic tools on this areas. This fact proves that Seram island has interesting for migration routes of human ancient occupation and their culture in the eastern part of Indonesia. Study of palaeolithic culture used by comparative-exsplorative methods (contextual) and technologic overview.
Provinsi Maluku yang terdiri beberapa kepulauan (salah satunya Pulau Seram) merupakan salah satu wilayah di Indonesia Timur yang mempunyai peranan penting dalam mengungkap sejarah kehidupan masa lalu. Secara geografis, posisi keletakannya yang sangat strategis di antara Pulau Irian dan benua Australia merupakan jalur lintasan migrasi bagi manusia dan fauna. Salah satu tujuan untuk mengetahui proses kedatangan awal manusia di wilayah ini adalah melalui tinggalan budayanya, yaitu alat-alat Paleolitik. Budaya Paleolitik (paleo = tua; litik/lithos = batu) adalah perkakas dari batu yang diduga digunakan oleh manusia awal (Homo erectus) sejak munculnya di muka bumi pada Kala Pleistosen. Tinggalan budaya Paleolitik di Pulau Seram selama ini sangat jarang sekali informasinya, namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Puslit Arkenas pada tahun 2012 telah membuktikan adanya temuan alat-alat batu tua di wilayah ini. Bukti-bukti temuan ini menunjukkan bahwa Pulau Seram mempunyai peranan yang penting sebagai jalur migrasi manusia awal dan budayanya di wilayah Indonesia Timur. Kajian budaya paleolitik ini mempergunakan metode eksploratif-komparatif (kontekstual) dan pengamatan teknologis.
Keywords
Article Details
Kapata Arkeologi by Balai Arkeologi Maluku. Permissions beyond the scope of this license may be available at Copyright Notice.
References
- Azis, R. Budisantoso & Rokhus Due Awe. (1984). Laporan Survei di Flores dan Timor, NTT. Berita Penelitian Arkeologi No.29. Jakarta: Proyek Penelitian Purbakala, Depdikbud.
- Basoeki. (1986). Peranan Kayu pada Masa Prasejarah. Proseding Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV (pp: 151-157). Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
- Brum, Adam, F. Aziz, GD. Van den Bergh, MJ. Morwood, Mark W. Moore, Iwan Kurniawan, D.R. Hobbs & R. Fullagar. (2006). Early Stone Technology on Flores and its implications for Homo floresiensis. Nature, 441, 624 – 628.
- Clark, J. Desmond. (1970). The Prehistory of Africa. New York, Washington.
- Crabtree, Don E. (1972). An Introduction to Flintworking. Idaho: Occasional Papers of the Museum Idaho State University.
- Hadiwisastra, Sapri. (1999). Temuan Alat Batu Paleolitik dari Daerah Sawai, Seram Tengah, Maluku. Proseding Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII (hal.: 85-90). Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
- Jatmiko. (2000). Temuan Baru Alat-Alat Paleolitik di Pulau Sumba. Kalpataru 14, 5-10.
- Jatmiko. (2010). Research Report: Penelitian Sumberdaya Arkeologi Prasejarah di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi NTT. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
- Jatmiko. (2012). Research Report: Penelitian (Eksplorasi) Sumberdaya Budaya Paleolitik di Pulau Seram, Prov. Maluku. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
- Jatmiko. (2014). Research Report: Penelitian Arkeologi (Ekskavasi) di Situs Liang Bua, Kab. Manggarai, Provinsi NTT. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
- Koenigswald, G.H.R. von. (1936). Early Palaeolithic stone implements from Java. Bull. Raffles Museum-Singapore, 1, 52 – 62.
- Morwood, J. Mike, R.P. Soejono, R.G. Roberts, T. Sutikno, C.S.M. Turney, K.E. Westaway, W.J. Rink, J,-x. Zhao, G.D. van den Bergh, Rokhus D.A, D.R. Hobbs, M.W. Moore, M.I. Bird & L.K. Fifield. (2004). Archaeology and Age of a new hominin from Flores in eastern Indonesia. Nature 431( 7012), 1087 – 1091.
- Semah, Francois, A-M Semah, T. Djubiantono, and H.T. Simanjuntak. (1992). Did They Also Made Stone Tools? The Journal of Human Evolution 3, 439 – 446.
- Simanjuntak, Truman. (2000). Wacana Budaya Manusia Purba. Dalam Berkala Arkeologi 20, 1-14. Jakarta: Proyek Peningkatan Penelitian Arkeologi.
- Soejono, R.P. (1980). Research Report: Laporan Penelitian Arkeologi di Liang Bua Tahun 1978-1980. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
- Soejono, R.P. (1984). Sejarah Nasional Indonesia (Ed). Jakarta: Balai Pustaka.
- Soejono, R.P. (1987). Stone tools Type in Lombok. Man and Culture in Oceania.3, 91-104. Special Issue.
- Veth, Peter, M. Spriggs, Jatmiko, and Susan O’Connor. (2000). Bridging Sunda and Sahul: The Archaeological Significance of the Aru Islands, Maluku. Dalam Sudaryanto dan Alex Horo Rambadeta (Ed). Prosiding Konperensi. Antar Hubungan Bahasa dan Budaya di Kawasan Non-Austronesia (pp: 92-96). Yogyakarta: Pusat Studi Asia-Pasifik, UGM.
- Widianto, Harry, Truman Simanjuntak & Budianto Toha. (1996). Laporan Penelitian Manusia Purba, Budaya dan Lingkungan Sangiran. Berita Penelitian Arkeologi 46. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
- Zaim, Yahdi. (1996). Pengaruh Geologi Kwarter Terhadap Perjalanan Manusia Purba ke Asia Tenggara. Dalam Conference and Congress of Indonesian Prehistory I. Tidak Dipublikasikan.