Main Article Content

Abstract

Enrekang is one area that is located in the northern part of South Sulawesi, which has a hilly and mountainous areas. Potential prehistoric findings in Enrekang obtained from a series of activities with a surface survey sampling technique samples that show characteristics of prehistoric technology. The findings of the survey consists of painting hand prints on the walls karst cliffs, caves with findings of stone artifacts, bones, pottery and grave containers of wood called mandu or duni. It also found megalithic sites on the mountain top which has relics such as stone mortars, fragments of pottery and stone structure is limiting residential areas. At the macro level, This study aims to determine the distribution of prehistoric sites in order to understand the cultural character of Enrekang. Prehistoric cultural diversity of Enrekang has accessibility to natural resources as well as supporting human settlement contiguity Austronesian culture preneolitik until about 3,500 years ago with the utilization of their natural resources.

 

Kabupaten Enrekang merupakan salah satu daerah yang terletak di bagian utara Sulawesi Selatan yang memiliki wilayah perbukitan dan pegunungan. Potensi temuan-temuan prasejarah di Enrekang diperoleh dari serangkaian kegiatan survei permukaan dengan teknik pencuplikan sampel yang menunjukkan ciri-ciri teknologi prasejarah. Temuan-temuan survei adalah lukisan cap tangan di dinding tebing karst, gua-gua dengan temuan artefak batu, tulang, tembikar dan wadah kubur dari kayu yang disebut mandu atau duni. Selain itu juga ditemukan situs megalitik di atas puncak gunung yang memiliki peninggalan seperti lumpang batu, fragmen tembikar dan susunan batu yang merupakan pembatas daerah permukiman. Secara makro, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran situs-situs prasejarah dalam rangka memahami karakter budaya Enrekang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Enrekang memiliki diversitas budaya prasejarah yang memiliki aksesibiltas dengan sumber daya alam yang sekaligus menunjang permukiman manusia masa praneolitik hingga persentuhan budaya Austronesia sekitar 3,500 tahun yang lalu dengan pemanfaatan sumber-sumber alamnya.

Keywords

prasejarah permukiman austronesia

Article Details

Author Biography

Bernadeta Kuswarini Wardaninggar, Balai Arkeologi Sulawesi Selatan

Peneliti di Balai Arkeologi Sulawesi Selatan
How to Cite
Wardaninggar, B. K. (2016). Sebaran Potensi Budaya Prasejarah di Enrekang, Sulawesi Selatan. Kapata Arkeologi, 12(2), 113-124. https://doi.org/10.24832/kapata.v12i2.326

References

  1. Akin Duli. (2012). “Budaya Keranda Erong di Tana Toraja, Sulawesi, Indonesia”. Tesis Doktor Universiti Sains Malaysia (belum terbit).
  2. Anonim. (1981). Lontarak Enrekang. Makassar: Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
  3. Bellwood, Peter. (1985). Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago. London: Academic Press.
  4. Binford, Lewis R. (1983). Working at Archaeology. New York: Academic Press.
  5. Hasanuddin. (2011). “Temuan Megalitik dan Penataan Ruang Permukiman di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan”. Walennae, 13(2), 159-168. Makassar: Balai Arkeologi.
  6. Hasanuddin. (2015). “Kebudayaan Megalitik di Sulawesi Selatan dan Hubungannya dengan Asia Tenggara”, Thesis Ph.D. Universiti Sains Malaysia (belum terbit).
  7. http://rikania09.multiply.com/journal/item/23/Laporan_Mata_Kuliah_Geologi_Tata_Lingkungan akses tanggal 2 maret 2015
  8. http://enrekang.com/2010/01/sejarah-singkat/ akses tanggal 2 maret 2015
  9. http://www.docstoc.com/docs/14569107/Sejarah-Perkembangan-Pertanian) diakses tanggal 2 maret 2015.
  10. Mahmud, Irfan. (2008). The Neolithic and The Ethnogenesis Process of Enrekang. Austronesian in Sulawesi. Jakarta: Center for Prehistoric and Austronesian Studies, pp. 105-118.
  11. Mundardjito. (1993). Pertimbangan Ekologi dalam Penempatan Situs Masa Hindu-Buda di Daerah Yogyakarta: Kajian Arkeologi Ruang Skala Makro. Disertasi, Fakulti Sastera Universiti Indonesia.
  12. Pelras, Christian. (2006). Manusia Bugis. Terjemahan buku The Bugis oleh Abdul Rahman Abu, Hasriadi, Nurhady Sirimorok. Jakarta: Nalar.
  13. Rouse, Irvin. (1972). Settlement Patterns in Archaeology. Man, Settlement and Urbanism. Dalam P. J. Ucko, Ruth Tringham and G. W. Dimbledy (Eds.). 95–107. England: Duckworth.
  14. Simanjuntak, Harry Truman (editor). (2008). Austronesian in Sulawesi. Jakarta: Center for Prehistoric and Austronesian Studies.
  15. Soejono, R.P. (ed.). (1984). Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.
  16. Somba, Nani. (2011). “Ciri Budaya Austronesia di Kawasan Enrekang Sulawesi Selatan”. Jurnal Walennae Vol.12, No.1, hal. 1-10. Makassar: Balai Arkeologi.
  17. Tangdilintin. (1980). Toraja dan Kebudayaannya, Cetakan IV. Tana Toraja: Yayasan Lepongan Bulan.
  18. Tim Penelitian Balar Makassar. (2007). “Laporan Ekskavasi di Situs Collo Kabupaten Enrekang” (belum terbit).
  19. Tim Penelitian Balar Makassar. (2013). “Laporan Survei Situs-situs Prasejarah di Enrekang” (belum terbit).
  20. Tim Penelitian Balar Makassar. (2014). “Laporan Ekskavasi di Situs Buttu Batu Kabupaten Enrekang” (belum terbit).