Main Article Content
Abstract
The existence of folksong is an important thing for the Moluccas. It has functions as an entertainment and the way to deliver the events that existed in the past. This research discuss about jarjinjin and largula folksongs based on hermeneutics approach. The purposes of this research are to transcript and to understand the deepest meaning of the jarjinjin and largula folksongs, and to know the functions of those folksongs for the owner and the young generations. Jarjinjin and largula comes from Longgar village, Kepulauan Aru district, Maluku province. This research use qualitative description method. After transcripted and analyzed the lyrics, the results show about the history of Longgar, Karey, and Gomu-Gomu village; the folksongs taught the people always remember the message of the ancestors in maintaining brotherhood and culture. For the owner, jarjinjin and largula made brotherhood relation closed beyond the villagers in Longgar, Karey, and Gomu-Gomu village; remaining the history of the ancestors; preservation of local languages; entertaining, because they have sang together and escorting by stampted drums and gongs; and maintaining and preserving the tradition. For young generations, they improved the knowledge about the history of Aru’s ancestors; practicing and demonstrating local language ability; reinforcing love of the history; and maintaining and preserving the tradition.
Keberadaan nyanyian rakyat bagi masyarakat Maluku merupakan hal yang penting. Nyanyian rakyat berfungsi sebagai penghibur hati dan cara untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa yang ada di masa lampau. Penelitian ini mengkaji nyanyian adat yang berjudul jarjinjin dan largula dengan menggunakan pendekatan hermeneutika. Penelitian ini bertujuan untuk mentranskripsi nyanyian adat jarjinjin dan largula, mengetahui makna yang terkandung di dalamnya, dan mengetahui fungsi kedua nyanyian adat bagi pemilik lagu dan generasi muda. Lagu jarjinjin dan largula merupakan nyanyian adat yang berasal dari Desa Longgar, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Setelah melakukan transkripsi dan analisis terhadap kedua lirik-lirik lagu, diketahui kedua nyanyian adat tersebut menceritakan perjalanan sejarah nenek moyang desa Longgar, Karey, dan Gomu-Gomu. Selain itu, dalam nyanyian adat mengandung ajaran untuk selalu mengingat pesan leluhur dalam menjaga persaudaraan dan adat-istiadat. Fungsi bagi pemilik lagu yaitu mendekatkan hubungan persaudaraan antar masyarakat Desa Longgar, Karey, dan Gomu-Gomu; mengingatkan sejarah perjalanan leluhur; pelestarian bahasa daerah; penghibur hati, karena dinyanyikan secara bersama-sama dan diiringi alat musik tifa dan gong; dan menjaga serta melestarikan tradisi. Sedangkan fungsi lagu jarjinjin dan largula bagi generasi muda yaitu menambah pengetahuan terkait sejarah perjalanan leluhur masyarakat Aru; media melatih dan mempertunjukkan kemampuan berbahasa daerah; memperkuat rasa cinta terhadap sejarah masa lalu; serta menjaga dan melestarikan tradisi.
Keywords
Article Details
Kapata Arkeologi by Balai Arkeologi Maluku. Permissions beyond the scope of this license may be available at Copyright Notice.
References
- Anwar, A. (2012). Teori Sosial Sastra. Yogyakarta: Ombak.
- Endraswara, S. (2013). Metodologi Kritik Sastra. Yogyakarta: Ombak.
- Dananjaja, J. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Putaka Utama Grafiti.
- Fuad, K. (2011). Hermeneutika Rohani Puisi Odhy’s. Sawerigading, 18(2), 285-295.
- Hasan, N. (2016). Nyanyian Adat Tambaroro dan Ekonomi Kreatif. Dalam Seminar Nasional Bahasa dan Sastra. Unpublish.
- Hasan, N. (2015). Lagu Maniahulu Makatita dalam Pendekatan Hermeneutika. Totobuang, 3(1), 109-115.
- Hwia, G. (2013). Rekonstruksi dan Refleksi Teks Cinta dalam Puisi Acep Zamzam Noor (Kajian Hermeneutika). Mlangun, 6(1), 1-27.
- Herianah. (2013). Analisis Lagu Bugis Tana Ogi’Wanuakku Ciptaan Jauzi Saleh Melalui Pendekatan Hermeneutika. Totobuang, 1(1), 87-94.
- Mulawati, (2014). Nilai Karakter Bangsa Dalam Nyanyian Rakyat Muna. Sirok Bastra, 2(2), 213-222.
- Nitayadnya, I., W. (2013). Menggugat Sisi Kemanusiaan Manusia dalam Puisi “Munajat Kaum Binatang” Karya A. Mustofa Basri: Kajian Hermeneutika. Totobuang, 1(2), 153-163.
- Palmer, R., E. (2005). Hermeneutika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Ratna, N., K. (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Rosyidi, M. I, et al. (2010). Analisis Teks Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
- Saleh, R. (2012). Interpretasi Makna Teks Lagu “Tikus-Tikus Kantor” Oleh Iwan Fals. Madah, 3(1), 62-70.
- Wakim, M. (2014). Garis Wallacea dan Kepulauan Aru: Tinjauan Sosio-Historis. Jurnal Penelitian Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya, 8(6), 102-115.