Main Article Content
Abstract
One of the great rivers that flow in Kalimantan region is Barito River, precisely in the southeast region. Barito drainage basin crosses two different provinces, namely South Kalimantan and Central Kalimantan. Archaeological researches of wetland ancient settlements on Barito Basin are mainly in the downstream area. The result of this research obtained a varied data, such as artifacts, settlement form, and environmental supports. There seemed to be such character differences in each site. Therefore, this article examine the factors that influence the character differences of each wetland site. The research use descriptive analytic, with inductive reasoning. The result shows that there are some characters of wetland residential sites in the Barito basin, which is influenced by the function of site, the mastery of technology, environmental carrying capacity, and the intensity interaction with outside community.
Salah satu sungai besar yang mengalir di wilayah Kalimantan adalah Sungai Barito, tepatnya di wilayah Kalimantan bagian Tenggara. Daerah Aliran Sungai Barito melintasi dua wilayah propinsi yang berbeda, yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Penelitian arkeologi terhadap pemukiman lahan basah (abad ke 6-15 M) di Daerah Aliran Sungai Barito berada terutama di daerah hilir. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan data yang beragam, baik dari artefak, bentuk pemukimannya, dan lingkungan pendukungnya. Tampaknya ada karakter yang berbeda dari masing-masing situs. Oleh karena itu, tulisanini berusaha untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan karakter dari masing-masing situs di lahan basah tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analisis, dengan penalaran induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa macam karakter dari situs pemukiman lahan basah di DAS Barito, yang dipengaruhi oleh fungsi situs, penguasaan teknologi, daya dukung lingkungan, dan intensitas terjadinya interaksi dengan masyarakat luar.
Keywords
Article Details
Kapata Arkeologi by Balai Arkeologi Maluku. Permissions beyond the scope of this license may be available at Copyright Notice.
References
- Ardi, S., Didi, Kurnia, U., Mamat H. S., Hartatik, W. (2006). In Setyorini (Ed.), Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.
- Atmojo. (1999). Research report: Peninjauan di Situs Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan Kota, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Bintarto, R., Hadisumarno, S. (1991). Metode Analisa Geografi. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES).
- Bock, C. (1988). The Head-Hunters of Borneo. Singapore: Graham Brash (Pte) LTD.
- Hudson, A. B. (1967). The Padju Epat Ma’anjan Dajak in Historical Perspetive. Indonesia, 4, 8–42.
- Kusmartono, Pervaya, V., Widianto, H. (1998). Ekskavasi Situs Candi Agung Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Berita Penelitian Arkeologi, 2. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Kusumohartono, Bugie, M. H. (1986). Pemanfaatan Teoritik Tentang Analisis Kuatitatif dalam Geografi Keruangan dan Pemanfaatannya Bagi Telaah Arkeologi. Berkala Arkeologi, VII(1), 70-86.
- Lukito, N. H. (2005). Research report: Ekskavasi Situs Candi Agung 2005. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Lukito, N. H. (2006). Research report: Ekskavasi Situs Candi Agung 2006. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Nastiti, T. S., Rangkuti, N., Pervaya, V., Widianto, H. (1998). Ekskavasi Situs Candi Laras, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Berita Penelitian Arkeologi, 3. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Rangkuti, N. & Bambang, W., Atmojo. (1998). Research report: Ekskavasi Situs Candi Laras Tahap III, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Rangkuti, N., Pervaya, V. (1999). Research report: Ekskavasi Situs Candi Laras Tahap IV, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Singarimbun, M. (1987). In Effendi, S. (Ed.), Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES
- Sulistyanto, B., Siswanto. (1999). Research report: Pertanggalan Radiokarbon Situs Pematang Bata, Candi Laras, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Sulistyanto, B. (2000). Umur Candi Laras dalam Panggung Sejarah Indonesia Kuno. Berita Penelitian Arkeologi, 07. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Sunarningsih. (2006). Ekskavasi Situs Candi Agung, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (Tahun 2004). Berita Penelitian Arkeologi, 17, 15-34. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Sunarningsih. (2007). Research report: Penelitian Ekskavasi Pemukiman di Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Sunarningsih. (2008). Situs Panggandingan: Potensi dan Permasalahannya. In Sutikno (Ed.), Arkeologi Lahan Basah di Sumater dan Kalimantan (pp. 104-121). Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
- Sunarningsih. (2013). Kerajaan Negara Daha di Tepian Sungai Negara, Kalimantan Selatan. Naditira Widya, 7(2), 85-105.
- Sunarningsih. (2015a). Research report: Penelitian Pemukiman Kuno di Kawasan Lok Udat, Daerah Aliran Sungai Martapura, Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Sunarningsih. (2015b). Research report: Penelitian Pemukiman Kuno di Kawasan Cindai Alus, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
- Wasita. (2007). Research report: Ekskavasi Perukiman Lahan Basah di Situs Gambut, Kabupaten Banjar dan Situs Patih Muhur, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
- Wasita. (2015). Situs Karanganyar: Karakter Situs Lahan Basah, Ancaman, dan Upaya Pelestariannya. Kindai Etam Jurnal Penelitian Arkeologi, 1(1), 1-18.