Main Article Content
Abstract
A few historical source mention the Kingdom of Loloda as one of the great kingdoms of North Maluku, contemporaneous with the four Islamic kingdoms that developed into sultanates, namely Ternate, Tidore, Bacan and Jailolo. However, compared to these powers, the development of Islamic rule in Loloda is not well known through historical sources, and the kingdom is even said to have collapsed in the early 20th century. In this article I discuss the results of research to trace archaeological evidence about the history of the Kingdom of Loloda. Starting with literary sources, I then describe the results of archaeological surveys in the area mentioned in historical text and public information. Archaeological surveys indicate that the center of the Loloda kingdom was located in the Loloda watershed in Loloda Sub-district, Halmahera Barat District. Archaeological research results suggest the Kingdom of Loloda grew from the 16th century and experienced collapse at the time of European colonialism.
Kerajaan Loloda dalam teks sumber sejarah yang terbatas, disebut-sebut sebagai salah satu kerajaan besar di Maluku Utara, sezaman dengan empat aliansi kerajaan Islam yang berkembang menjadi kesultanan yakni, Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Namun dibanding keempat kekuasaan Islam itu, Loloda tidak diketahui perkembangannya, bahkan disebut runtuh pada awal abad 20 dan hilang dalam catatan sejarah perkembangan kekuasaan Islam. Penulisan ini berdasar pada hasil penelitian untuk melacak bukti-bukti arkeologi tentang sejarah Kerajaan Loloda. Dimulai dari pengumpulan sumber literatur, kemudian dilanjutkan dengan survei arkeologi di wilayah yang disebut dalam teks sejarah dan informasi masyarakat. Berdasarkan hasil survei arkeologi, diketahui adanya lokasi yang menjadi indikasi pusat kerajaan Loloda di DAS (daerah aliran sungai) Loloda di Kecamatan Loloda Kabupaten Halmahera Barat. Hasil penelitian arkeologi menggambarkan bahwa Kerajaan Loloda berkembang pada abad 16 dan mengalami keruntuhan sesudahnya ketika kolonialisme bangsa Eropa berkembang di wilayah itu.
Keywords
Article Details
Kapata Arkeologi by Balai Arkeologi Maluku. Permissions beyond the scope of this license may be available at Copyright Notice.
References
- Amal, A. M. (2010). Kepulauan Rempah-rempah Perjalalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. googlescholar
- Ambary, H. M. (1998). Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis Historis Islam di Indonesia. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. googlescholar
- Andaya, L.Y. (1993). The World of Maluku. Honolulu: University of Hawaii. googlescholar
- Andaya, L. Y. (2015). Dunia Maluku, Indonesia Timur Pada Zaman Modern Awal. Yogyakarta: Penerbit Ombak. googlescholar
- Assegaf, U. M. (1974). Sedikit tentang Maluku Utara. Buletin IKMU Surabaya. googlescholar
- Handoko, W. (2008). Ekspansi dan Rivalitas Kekuasaan Islam: Pengaruhnya di Wilayah Siri Sori Islam, Pulau Saparua, Maluku Tengah. Kapata Arkeologi, 5(8), 1-22. online
- Handoko, W. (2009). Dinamika Budaya Islam di Wilayah Maluku Bagian Selatan. Kapata Arkeologi, 5(9), 14-31. online
- Handoko, W. (2013). Perniagaan dan Islamisasi di Wilayah Maluku. Kalpataru, 22(1), 17-29. online
- Handoko, W. (2017). Ekspansi Kekuasaan Islam Kesultanan Ternate di Pesisir Timur Halmahera Utara. Kapata Arkeologi, 13(1), 95-108. crossref
- Handoko, W., Mujabuddawat, M. A., Huwae, A., Latupapua, S., Manuputty, Y., & Johannes, K. (2016). Laporan Penelitian: Tanah Kao: Menguak Identitas Asal Usul Komunitas, Sejarah dan Peradaban Islam di Halmahera Utara. Ambon: Balai Arkeologi Maluku. googlescholar
- Leirissa, R. Z. (1990). Masyarakat Halmahera dan Raja Jailolo: Studi tentang Sejarah Masyarakat Maluku Utara. Disertasi, Universitas Indonesia. googlescholar
- Leirissa, R. Z. (1996). Halmahera Timur dan Raja Jailolo: Pergolakan Sekitar Laut Seram Awal Abad Ke-19. Jakarta: Balai Pustaka. googlescholar
- Leirissa, R. Z. (2001). Jalur Sutera: Integrasi Laut-Darat dan Ternate sebagai Bandar diJalur Sutera. In Yusuf Abdulrahman (Ed.), Ternate Bandar Jalur Sutera. Ternate: LinTas. googlescholar
- Mahirta. (1996a). The Development of Mare Pottery in Northern Moluccas Context and its Recent Trading Network. Thesis, Australian National University.
- Mahirta. (1996b). The Development of the Mare Pottery Tradition in the Northern Moluccas. In IPPA Congress (pp. 124-131).
- Mansyur, M. (2007). Loloda dan Integritas Kesultanan Ternate (1945-1999). Skripsi, Universitas Khairun. googlescholar
- Mansyur, M. (2013). Transformasi Politik di Loloda Maluku Utara (1808-1945). Tesis, Universitas Padjajaran. googlescholar
- Mappanawang, A. L. (2012). Loloda Kerajaan Pertama Moluccas (Sejarah Kerajaan Loloda Maluku). Tobelo: Yayasan Medika Mandiri Halmahera. googlescholar
- Putuhena, S. (1983). Struktur Pemerintahan Kesultanan Ternate dan Agama Islam. In Masinambow, E. K. M. (Ed.), Halmahera dan Raja Ampat. Jakarta: Leknas LIPI. googlescholar
- Putuhena, S. (2001). Proses Perluasan Agama Islam di Maluku Utara. In Abdulrahman, M. J. (Ed.), Ternate: Bandar Jalur Sutera. Ternate: LinTas. googlescholar
- Rahman, A. (2015). Struktur Politik Kerajaan Loloda diantara Minoritas Islam dan Mayoritas Kristen Abad XVII-XX. Alturas, XXI(2), 91-112. online
- Schiffer, B. M., Alan P. S., & Timothy C. K. (1978). The Design of Archaeological Surveys. World Archaeology, 10(1), 1-28. crossref
- Sjah, M. (2005). Moloku Kie Raha dalam Perspektif Budaya dan Sejarah Masuknya Islam. Ternate: HPMT Press. googlescholar
- Tim Penelitian. (2014). Laporan penelitian: Arkeologi Islam di Wilayah Pesisir Timur Kabupaten Halmahera Utara. Ambon: Balai Arkeologi Maluku. Tidak terbit. googlescholar
- Tjandrasasmita, U. (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). googlescholar
- Tudoho, A. M. (2014). Tidore Pada Masa Kolonial Belanda pada Abad XVIII. Tesis, Universitas Gorontalo.
- Yusuf, A. H. M. (2002). Kesultanan Ternate dalam “Jou Ngon Ka Dada Madopo Fangare Ngom Ka Alam Madiki” (Moti Verbond 1322). Manado: Media Pustaka. googlescholar