Main Article Content
Abstract
This paper discusses the diversity of Indonesian people that needs to be improved following more susceptible of conflict in the communities with different ethnic, religion , race , and class. The archaeological research institution should be able to contribute for this process by using the research result of the Kota Cina in Medan North Sumatera. One of the approach which can be adopted is the use of arcaheological slogan. These slogans can be produce by using the parameter analysis of measureable mass communication with the content analysis method. The observation shows that the archaeological slogan of the Kota Cina can be produce and contribute to deliver the message in order to revitalize the diversity.
Tulisan ini membahas kebinekaan masyarakat Indonesia yang semakin rentan menghadapi ujian dan tantangan seiring semakin berkembangnya teknologi informasi. Institusi penelitian arkeologi sudah sepantasnya mampu memberikan kontribusi melalui hasil penelitian dalam hal ini Situs Kota Cina di Kota Medan Sumatera Utara. Dalam upaya merevitalisasi kebinekaan, hasil penelitian Situs Kota Cina diangkat sebagai bahan kampanye slogan arkeologis. Slogan-slogan arkeologis hasil penelitian Situs Kota Cina dibuat berdasarkan kajian paramater pengamatan komunikasi massa yang terukur dengan metode analisis isi. Dari hasil pengamatan, slogan arkeologis hasil penelitian Situs Kota Cina dapat dibuat dan diyakini mampu berkontribusi menyampaikan pesan dalam usaha merevitalisasi kebinekaan, dengan catatan yang harus diperhatikan menyangkut penguasaan materi seputar hasil penelitian Situs Kota Cina.
Keywords
Article Details
Kapata Arkeologi by Balai Arkeologi Maluku. Permissions beyond the scope of this license may be available at Copyright Notice.
References
- Assifa, F. (2013). Aksi Kekerasan di Indonesia Semakin Meningkat. Harian Kompas Online. Retrieved September 6, 2015, from http://megapolitan.kompas.com/
- Bungin, B. (2007). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.
- Cangara, H. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Foucault, M. (2012). Arkeologi Pengetahuan. Yogjakarta: IRCiSoD.
- Kaelan & Zubaid, A. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2013). edisi keempat. Jakarta: Gramedia P. U.
- Kasiyan, M. (2003). Revitalisasi Dialetika Pluralitas Budaya Global Dalam Perspektif Poskolonial. Jurnal Humaniora, XV(1), 74-82.
- Kasnowihardjo, G. (2015). Kebinekaan sebagai Pemersatu Bangsa: Kontribusi hasil penelitian arkeologi, Situs Kubur Prasejarah di Pantura Jawa. In Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi (EHPA)-Semarang. Unpublish work.
- Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
- Kusumawardani, A. & Faturochman. (2004). Nasionalisme. Buletin Psikologi Universitas Gadjah Mada, XII(2), 61-72.
- Marsden, W. (2013). Sejarah Sumatera. Jakarta: Komunitas Bambu.
- McKinnon, E. E. (1984). Kota Cina Its Context And Meaning in The Trade of Southeast Asia In The Twelfth to Fourteenth Centuries. Dissertation Cornell University.
- Merriman, N. (2004). Introduction: Diversity and Dissonance in Public Archaeology. In Nick Merriman (Ed.), Public Archaeology. London: Routledge.
- Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- Mulyana, D. (2001). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- Purnawibowo, S. (2010). Jejak Perdagangan Bebas Cina di Situs Kota Cina dan Pulau Kompei. Berkala Arkeologi Sangkhakala, XIII(2), 133-144.
- Purnawibowo, S., & Koestoro. (2015). Strategi Pengelolaan Kawasan Kota Cina. Berkala Arkeologi Sangkhakala, XVIII(1), 57-76.
- Purnawibowo, S., & Koestoro. (2016). Analisis Stakeholders Dalam Pengelolaan Sumber Daya Arkeologi di Kota Cina. Amerta, 34(1), 65-80.
- Purwanto, B. (2001). Memahami Kembali Nasionalisme Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, 4(3), 243-264.
- Restiyadi, A. (2009). Identitas Budaya, Kreativitas dan Kajian Arkeologi Publik. Berkala Arkeologi Sangkhakala, XII(23), 1-7.
- Ririmasse, M. (2014). Pengetahuan Arkeologi sebagai Muatan Lokal: Penerapannya di Maluku. Kapata Arkeologi, 10(1), 13-22.
- Sairin, S., Semedi, P., & Hudayana, B. (2002). Pengantar Antropologi Ekonomi. Pustaka Pelajar.
- Setiawan, B. (2011). Ideologi Pancasila Bukan Frasa Mati. Retrieved April 13, 2017, from http://nasional.kompas.com/
- Soedewo, E. (2012). Obyek-obyek Ideofak dari Situs Kota Cina: Refleksi Kehidupan Religi Penghuninya. Berkala Arkeologi Sangkhakala, XV(1), 81-98.
- Sulistyanto, B. (2008). Resolusi Konflik dalam Manajemen Warisan Budaya Situs Sangiran. Dissertation Universitas Indonesia.
- Sumilat, L. J. (2015). Makna Slogan dalam Iklan Elektronik Berbahasa Inggris pada Majalah Berbahasa Indonesia. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi.
- Sutrisno, M., & Putranto, H. (2005). Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
- Thamrin, M. Y. (2015). Truman Simanjuntak dan Pluralisme Prasejarah Nusantara. Retrieved September 4, 2015, from http://nationalgeographic.co.id/
- Utomo, W. (2012). Pecahan Kapal Kuno Ditemukan di Medan. Retrieved September 6, 2015, from http://sains.kompas.com/
- Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
- Yudohusodo, S. (1998). Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen dengan Persebaran Yang Timpang. Jakarta: JAG.
- Yulianti, D. 2015. Perancangan Kampanye Sanitasi Sehat di Surabaya. Jurnal Sains dan Seni ITS, 4(2), 64-49.