Main Article Content

Abstract

The study of the spatial patterns believed as a key to study the culture of the past communities. A model that used by a community to construct their settlement, is also believed had been created according to their cultural principal. This is why the settlement pattern always been seen as a symbolic media to represent these principal. This article tries to discuss how ancient Mollucas spatial perspective in created their settlement.

Article Details

How to Cite
Ririmasse, M. N. (2007). Ruang Sebagai Wahana Makna: Aspek Simbolik Pola Tata Ruang dalam Rekayasa Pemukiman Kuna di Maluku. Kapata Arkeologi, 3(5), 72-106. https://doi.org/10.24832/kapata.v3i5.69

References

  1. Bintarto, H.R. 1995. Keterkaitan Manusia, Ruang, dan Kebudayaan dalam Berkala Arkeologi, Edisi Khusus. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.
  2. Budiman, Kris. 1999 Kosa Semiotika. Yogyakarta: LkiS.
  3. Danesi, Marcel. 2000. Encyclopedia Dictionary of Semiotics, Media and Communications. Toronto: University of Toronto Press, Inc.
  4. Handoko, Wuri. 2005. Pemukiman Kuno di Pulau Lakor: Dari Adaptasi Lingkungan hingga Strategi Pertahanan dalam Berita Penelitian Arkeologi Vol 1 No 1 Agustus 2005. Ambon: Balai Arkeologi Ambon.
  5. Hasanuddin. 2001. Pola Pemukiman dalam Arkeologi: Rekonstruksi Ekologi, Kebudayaan, dan Struktur Masyarakat dalam WalennaE Vol IV No. 7. Makassar: Balai Arkeologi Makassar.
  6. Intan, Fadhlan S. 2004. Tinggalan Megalitik dari Situs Sangliatdol Maluku dalam Naditira Widya No 13 Oktober 2004. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin.
  7. Mansyur, Syahruddin. 2006. Studi Keruangan dalam Arkeologi: Prospek Penelitiannya di Maluku dan Maluku Utara dalam Kapata Arkeolog Vol 2 No. 2 Ambon: Balai Arkeologi Ambon.
  8. Mundardjito. 1990. Metode Penelitian Pemukiman Arkeologi dalam Monumen Karya Persembahan untuk Prof. Dr. R. Soekmono, Lembaran Sastra, No. 11 Edisi Khusus. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
  9. Mundardjito.1993. Pertimbangan ekologi dalam penempatan situs-situs masa Hindu-Budha di daerah Yogyakarta: Kajian arkeologi ruang skala makro. Disertasi. Universitas Indonesia Jakarta.
  10. _________.1995. Kajian Kawasan: Pendekatan Strategis dalam Penelitian Arkeologi di Indonesia Dewasa Ini dalam Berkala Arkeologi, Edisi Khusus. Yogyakarta. Balai Arkeologi Yogyakarta.
  11. Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest (ed.). 1992. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.
  12. Ririmasse, Marlon. 2002. Desain Prangko Hindia Belanda Bertema Raja dan Ratu: Tinjauan Makna dan Strategi Representasi. Skripsi Sarjana. Tidak diterbitkan. Jurusan Arkeologi , Fakultas Ilmu Budaya UGM.
  13. Saptono, Nanang. 1996. Jenjang Situs Pemukiman: Pengujian Terhadap Kajian Pemukiman Pola Dendritic dalam Proceedings Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII Cipanas 12-16 Maret 1996 Jilid 2.Jakarta: Proyek Penelitian 4 Arkeologi Jakarta.
  14. Soejono, R.P. 1992. Jaman Prasejarah di Indonesia dalam Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.
  15. Sudarmika, G.M. 2000. Laporan Penelitian Arkeologi di Tanimbar Kei Maluku Tenggara. Balai Arkeologi Ambon. Tidak diterbitkan
  16. _____________. 2001. Laporan Penelitian Arkeologi Arkeologi Situs Leti Moa Lakor. Balai Arkeologi Ambon. Tidak diterbitkan.
  17. _____________. 2001. Laporan Penelitian Arkeologi Arkeologi Situs Sangliat Dol Tanimbar. Balai Arkeologi Ambon. Tidak diterbitkan.
  18. Suryanto, Diman. 1998. Penelitian Arkeologi di Desa Tuhaha dan Iha, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Laporan Penelitian. Ambon: Balai Arkeologi Ambon.